Monday, February 15, 2021

Tips Mencari Rumah Sakit atau Tenaga Kesehatan (Nakes) yang Pro ASI

Kemarin pas ultah Arema, ponakanku lahir. Mendengar cerita adik iparku tentang betapa pro ASI nya RS Puri Bunda, aku seneng banget. Yah, secara udah lama aku nggak gitu perhatian lagi masalah perASIan gitu loh. Ini benar-benar kabar gembira buat ibu hamil. (Hooiii, ini lho RS pro ASI). Dengan gencarnya kampanye menyusui (lucu ya, manusia adalah satu-satunya spesies di mana menyusui spesiesnya sendiri pun perlu promosi), kupikir semakin ke sini, kondisi di lapangan bakal semakin membaik. Ternyata nggak juga. Beberapa hari kemudian, salah seorang temenku melahirkan di bidan, dan jeng jengg, dikasihlah sufor karena dibilang ASI nya belum keluar.. *hikhik*
Berbekal sedikit pengalaman berjuang dengan darah dan air mata (tsahhh) mengusahakan ASI eksklusif buat Aidan, aku jadi pingin sharing gimana cara mendeteksi RS/nakes pro ASI atau tidak, sejak saat periksa kehamilan.


One, two, three.. Here we go..

1. Tanya kepada ibu-ibu yang habis melahirkan di situ. Bagaimana perlakuan nakes terhadap mereka dan bayinya pasca melahirkan. IMD? Rawat gabung? Apa ada di antara mereka yang ASI nya belum keluar di hari pertama? Kalau ada, gimana penanganannya?
Itu cara paling mudah untuk mengambil kesimpulan apakah nakes/RS pro ASI atau tidak. Butuh sedikit effort dan sedikit muka tembok memang, karena kita bakal nanya-nanya orang yang nggak kenal, yang mungkin masih kesakitan, kecapekan, dan kemungkinan memandang kita sebagai orang asing yang patut dicurigai bakal nyuri bayinya. Tipsnya: bilang terus terang kalau lagi hamil (untuk yang perut udah gede sih lebih mudah kali ya?) dan sedang mengumpulkan informasi. Believe me, bumil lebih dipercaya (dan dikasihani) orang ketimbang bugamil (aka ibu nggak hamil). Kalau ada kenalan yang habis melahirkan di situ sih enak, gampang aja nanya-nanya. Tapi kita butuh sample penelitian yang agak banyak ya, dengan kasus yang beda-beda kalau bisa. Jadi lebih gampang mengambil kesimpulan.

2. Perhatikan sekitar. Ada tanda-tanda kemasan sufor? Botol susu? Meskipun nakes bilang kalau pro ASI, tapi kalau ada benda-benda itu di sana, patut dipertanyakan dong ya? Boleh-boleh aja positive thinking (buat ASIP (ASI perah) kali?), tapi berhubung sedang penyelidikan, maka azas yang dikedepankan harus azas waspada dulu.

3. Nanya langsung ke nakesnya. Nah ini pun ada caranya. Kalau sekedar nanya 'di sini pro ASI?' Sudah jelas semuanya bakal menjawab: iyaaa. Padahal tolok ukur pro ASI kita dengan mereka bisa jadi berbeda. Jadi nanyanya pun harus pake cara.

Yang perlu ditanyakan:

1) Apakah semua bayi yang lahir langsung IMD?
- Kalau jawabnya 'tergantung permintaan', maka pertimbangkan lagi. Kalau IMD bukan prosedur wajib di situ, bisa jadi IMD nya bakal nggak sesuai IMD yang seharusnya. Mungkin cuma nempel bentar di dada ibunya, atau bahkan nakesnya yang langsung masukin mulut bayi ke puting ibunya. Usahakan cari RS/nakes yang IMDnya sudah jadi SOP.
- Kalau jawabnya 'iya IMD', tanyakan aja prosedur IMD nya gimana? Berapa lama di dada ibunya? Diintervensi nggak sama nakesnya?
Buat yang belum tahu IMD yang benar gimana, bisa dibaca di sini. Kalau perlu, print halamannya dan bawa saat periksa, lalu tanyakan, apa prosedurnya nanti seperti itu? Atau ada perbedaan? Kalau ada, di bagian mananya? Kalau perbedaannya nggak terlalu prinsipil, ya udah woles aja.
- Kalau jawabnya 'tergantung dokter anaknya', maka temui dokter yang dimaksud dan tanyakan hal-hal pokok yang kita bahas di sini. Oya, kalau persalinan dibantu dokter kandungan (DSOG), maka sejak hamil harus sudah konsultasi dengan dokter spesialis anak (DSA) juga ya, karena urusan bayi adalah urusan DSA, bukan urusan DSOG. Kalau sejak hamil nggak minta DSA tertentu, maka pada saat kita melahirkan, pihak RS akan menyediakan DSA yang bertugas hari itu. Iya kalau kita merasa cocok dengan DSA nya, kalau enggak kan repot. Mending sejak hamil memutuskan pakai DSA siapa, daripada nggerundel di belakang kan?

2) Bayi dirawat gabung dengan ibunya atau di ruangan bayi tersendiri?

Kalau di bidan, pada umumnya bayi selalu berada dekat ibunya. Tetapi nggak semua bidan telaten ya, kadang ada juga yang urusan mengganti popok diserahkan ke pihak keluarga. Untuk urusan ASI, walaupun rawat gabung, ada bidan yang nggak tahan mendengar bayi rewel, jadi jika ASI yang keluar sedikit (dan hari pertama sudah pasti ASI yang keluar memang sedikit), maka bidan akan memberi sufor dengan dalih untuk menenangkan bayi. INI TITIK YANG SANGAT KRITIS bagi kita yang mau memperjuangkan ASI eksklusif, karena dengan kondisi badan yang extremely exhausted, kebanyakan kita akan nurut aja apa kata bidan. Dan suami pun biasanya ho oh aja kalau istrinya sudah mengiyakan karena mayoritas suami memang nggak terlalu paham urusan ASI. Berbahagialah anda yang suaminya bersedia belajar tentang ASI, bahkan ikut kelas edukASI AIMI di saat kehamilan anda. YANG PERLU ANDA PEGANG ERAT-ERAT (tegaskan juga ke suami sejak anda hamil) adalah prinsip bahwa lambung bayi baru lahir hanyalah sebesar kelereng dan ASI beberapa tetes (kira-kira 1 sendok teh - tau sendok teh kan? Itu kira-kira cuma 5 ml) sudah cukup buatnya setiap kali menyusu. Selama ini banyak orang terkecoh dengan jumlah ASI yang sedikit, dianggap kurang buat bayi, sehingga mengijinkan nakes memberi sufor, padahal memang segitulah kebutuhan bayi (apalagi melihat sufor yang diberikan hanya 30 ml, kita menganggap itu SEDIKIT, padahal buat bayi yang lambungnya kecil, 30 ml itu TERLALU BANYAK).
Ini prinsip yang harus anda pegang erat-erat sehingga nggak mudah menyerah pada kalimat 'ASI nya kurang' meskipun dalam kondisi sangat lelah. Sebetulnya, suamilah yang pegang peranan di sini, harus tegas di saat istrinya sik gak beg, nggak punya cukup tenaga dan pikiran untuk berpikir jernih.
Di RS, mungkin anda akan menemui RS pro ASI yang tidak melakukan rawat gabung untuk alasan keamanan. Sepanjang SOP mereka tegas untuk tidak memberi sufor tanpa persetujuan ortu dan selalu memberikan bayi kepada ibunya setiap kali bayi butuh menyusu, maka kondisi ini masih bisa ditolerir.

3) Bagaimana nakes/RS mendeteksi kesulitan menyusui dan apa tindakan yang akan diambil jika hal itu terjadi?
Ini poin yang krusial ya, moms, karena nggak semua nakes mengenali masalah menyusui dan bersedia meminta bantuan ketika ia nggak bisa mengatasi masalah tersebut. Ujung-ujungnya suforlah yang jadi andalannya.


Ketika mengajukan pertanyaan, posisikan diri kita sebagai orang yang kurang begitu memahami masalah menyusui (walaupun anda susah lulus kelas berjenjang edukASI AIMI) dan bertanyalah seperti orang yang tidak paham. Mengapa? Ilmu nakes baru akan keluar kalau kita bersikap demikian dan bukan sebaliknya, bersikap sok tahu apalagi sampai menghakimi. Kita butuh info yang jujur dari pihak nakes demi mengambil kesimpulan apakah mereka cukup memahami masalah menyusui dan bisa mengambil tindakan untuk mengatasinya.

Contoh:

*Untuk menggali pemahaman mereka tentang tongue tie, gunakan orang ketiga, misalnya: Teman saya cerita, kata dokternya, bayinya tongue tie. Apa itu dok/bubid? Gimana cara mendeteksinya? Gimana mengatasinya?

*Kata orang menyusui itu nggak sakit, tapi kok ada teman saya yang menyusuinya sakit, itu kenapa ya?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itulah.

Ini penting banget ya, karena pengalamanku sendiri, nggak semua dokter anak memahami masalah menyusui. Aidan dulu berat badannya naiknya nggak signifikan. Aku bawa ke dokter anak, berganti-ganti sampai 6 DSA di Malang, tak satupun yang bisa mendiagnosa dengan tepat apa masalahnya. Ada yang meresepkan serbuk (aku lupa apa namanya) untuk dicampur di ASI, ada yang kasih sufor cair karena mengira ada masalah di penyerapannya. Waktu itu sebenarnya aku disokong donor ASI, tetapi sebagian besar tetap Aidan menyusu langsung padaku. Dan hasilnya, tetap saja berat badannya tidak naik banyak. Bayangkan betapa bingungnya aku! Akhirnya teman-teman di grup menyarankan untuk membawa Aidan ke dr. Astri (ketua AIMI Jatim) di Sidoarjo. Dari situ baru ketahuan kalau Aidan tongue tie dan harus diinsisi di RSUD Sidoarjo dengan dr. Rizal SpA. Setelah itu, barulah BB Aidan naik secara signifikan.

Nggak ingin galau seperti aku kan? Jika setelah 'interview' sekiranya anda menyimpulkan nakes tersebut kurang menguasai masalah menyusui (padahal anda ingin melahirkan di situ), carilah Konselor Laktasi (KL) dan pastikan beliau mendapat ijin untuk mendampingi saat anda melahirkan. Kalau di Malang, DSA yang KL adalah dr. Brigitta. Ada juga dokter lain, tapi aku nggak seberapa hapal. Ada baiknya anda bergabung dengan grup FB AIMI supaya mudah mengakses informasi tentang KL di tiap kota.

4) Bagaimana kebijakan RS tentang susu formula?

Biasanya jawabannya adalah: sufor hanya diberikan jika dibutuhkan. Nah ini yang harus kita kejar. 'Dibutuhkan' itu kondisinya seperti apa?
Di bagian ini, jika RS atau nakes nampak nggak pro ASI, anda sudah boleh bersikap 'sok tahu'. Kalau ingin menyebutkan aturan-aturan, Permenkes atau UU yang lain, silakan. Kita perlu menunjukkan ke RS/nakes kalau bumil jaman sekarang sudah aware masalah ini dan jika RS tersebut nggak pro ASI, ini adalah sebuah bentuk tekanan supaya RS tersebut mau berubah. Tunjukkan kalau mereka akan beresiko kehilangan pasien jika masih bertahan dengan caranya.


Itu hal-hal pokok yang perlu diketahui -yang bisa jadi bakal panjang banget dalam prakteknya- jika kita mencari RS/nakes pro ASI. Jangan sungkan-sungkan bertanya banyak-banyak. Demi masa depan anak kita nih. Silakan diprint dan dibawa saat shopping nakes/RS jika kuatir lupa apa aja isinya. Semoga membantu yaaa..

Happy shopping, moms-to-be! Semoga bisa menemukan RS/nakes terbaik yang mendukung pilihan anda. *pelukpeluk*

Catatan tambahan:
Mungkin ada beberapa orang yang merasa saranku di sini terlalu 'keras', sementara bumil kan pinginnya woles aja. Sebenernya prakteknya woles banget kok. Asal kita nanyanya hepi, kecil kemungkinan orang merasa dihakimi.
Percayalah moms, lebih baik tegas saat kita shopping daripada kelimpungan setelah melahirkan. ASI eksklusif itu berat, sodara! Berat banget. Banyak yang berdarah-darah dan bersimbah air mata dalam proses memberi ASI.
Kalau ada yang nggak bermasalah dengan memberi ASI sehingga nggak butuh ilmu menyusui, itu prosentasenya kecil. Kecil pake banget. Jadi kalau sudah memutuskan untuk ASIX, maka berdayakan dirimu sejak hamil. Belajar, cari, tanya. Jangan segan.

#edukASI

Kuliner: Zuppa Soup RM HD Wijaya Malang

Here we go.

Akhirnya tiba juga saat order lagi zuppa soup-nya RM HD Wijaya: Hot Zuppa.

Ini ketiga kalinya aku order.
Yang pertama dulu supnya kemanisan. Anak-anak nggak doyan. Cuma dimakan pastry-nya aja. Padahal order 5 cup. Emaknya cuma kuat makan 3 cup. Terpaksa buang sisanya. Habisnya eneg. Mubazir banget dah.

Akhirnya aku kontak ownernya, bilang kalo supnya kemanisan. Si owner bilang makasih dan berusaha memperbaiki.

Lama setelah itu, dengan kondisi kepepet, kelaparan dan bingung mau DO apa, teringatlah aku sama si Hot Zuppa ini. Awalnya ragu mau order lagi, takut supnya masih kemanisan dan mubazir lagi. Tapi berhubung kepepet, akhirnya order deh.


Jreng jreng!


Begitu datang, langsung ludes nggak sampe setengah jam!


Ternyata beneran diperbaiki, supnya pas. Anak-anak suka. Alhamdulillah.


Order ketiga udah gak pake mikir deh. Order 8 cup dapat bonus 1 cup. Jadi 9 cup dimakan 7 orang. Langsung ludes juga. Mbak Iffah nambah 1 cup. 1 cup dimakan Aidan, Fatih sama emaknya.
Aidan makan sendiri lho. Habis juga.


Aidan sibuk: Kanan pastry, kiri nyendok sup =))



Cuma kali ini pastry-nya yang agak manis. Aku BBM lagi ke ownernya. Katanya mungkin takaran gulanya.
Okelah, yang penting anak-anak suka.


Porsinya pas banget. 1 cup cukup bikin kenyang. Jagung, suwiran ayam dan potongan jamurnya lumayan. Pastry-nya juga tebel. Ada taburan wijen diatasnya. Rasanya mooyy-lah.


Jadi terpikir, zuppa si Madam Wang apa mungkin disetting supaya kita nggak kenyang jadi masih muat makan menu lain ya? Sementara punya si RM HD Wijaya disetting supaya kenyang dengan 1 cup.
Yah, mungkin aja sih. Semua bisa terjadi dalam cinta dan perang.
*halah*


Oya zuppa punya RM HD Wijaya ini cuma 10 rebu per cup, kalo DO minimal 5 cup. Gratis 1 cup selama Oktober. Mooyy-kan?


Kalo mau datang ke outletnya, ada di Perempatan Sentani Raya Sawojajar. Aku sendiri belum pernah ke sana sih. Selalu minta DO. Jauh bokk. Ongkir ke Dinoyo 12 rebu. Mehong sih. Tapi berhubung laper ya hooh aja, daripada habis waktu di jalan. Bensin juga.
Kalo mau DO, bisa kontak 081393227071. Itu WA juga.



Ini nih penampakannya:





Buat yang kepingin, langsung kontak aja...

Mencoba Terapi Bioresonansi untuk Fatih

Alergi.

Hal yang mungkin dianggap sepele bagi sebagian orang tapi lumayan berat kalau gejalanya bisa mengancam nyawamu. Sekian lama menderita alergi, aku mencoba sebuah terapi yang bernama Terapi Bioresonansi, hasil gugling dan baca di sini.




Ini ketiga kalinya aku terapi lagi. Setelah hampir sebulan. Padahal harusnya terapi seminggu sekali.Ya, sudahlah, selama sebulan ini memang ada aja yang terjadi. Anak-anak sakit gantian. Aku sendiri tepar dan opname seminggu karena tipus. Ini juga masih pemulihan. Harus diantar kalo ke RS. Belum kuat nyetir sendiri.

Kali ini aku ajak Fatih karena udah sebulan dia batuk nggak sembuh-sembuh. Udah 4 botol antibiotik masuk. 2x Cefadroxil dan 2x Cefixime beserta obat pengiringnya. Menurut hasil rontgen sih kena bronchopneumoni. Tapi udah selama itu diobati, belum sembuh juga, aku curiga kalo dia alergi. Kata DSA (dr. Khusnul, SpA) sih dadanya emang penuh dahak. Kalo emang itu karena bakteri, harusnya ada perkembangan. Tapi ini kok enggak. Masih ngikil juga batuknya. Masih muntah juga. Dahaknya masih banyak juga. Dr. Khusnul sebenarnya juga bilang kalo kemungkinan memang ada alergi. Beliau menyebutkan beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari dulu. Yah, ini sih harus di tes dulu apa yang benar-benar jadi alergen Fatih.

Setelah bolak-balik dua kali (karena antri dan melewati waktu sholat jum'at), akhirnya sore tadi Fatih tes alergi trus terapi. Beberapa jenis makanan yang diminta dr Khusnul untuk dihindari memang masuk daftar yang Fatih memang alergi, seperti telur, beberapa jenis seafood dan buah-buahan. Oke deh, sementara dihindari dulu supaya batuknya nggak semakin parah.

Aku sempat ngobrol juga dengan dr. Satra tentang Fatih yang harus bolak-balik ke DSA. Kata dr. Satra sih, batuk disebabkan alergi dan disebabkan infeksi biasanya beda. Salah satu perbedaannya, biasanya kalo karena alergi itu suhu badan nggak tinggi.

Oke deh, habis di tes, Fatih langsung terapi. Sayangnya dia nggak mau tiduran, jadi aku pegangi lempengan yang harus nempel ke punggungnya, sementara dia genggam bola dan tabung seperti saat pertama aku terapi. Kata dr. Satra, itu terapi dasar. Pas waktunya lempengan masuk dada, aku harus pegangi dua-duanya, lempengan di dada dan di punggung. Oalah Fatih, Fatih...

Setelah dia terapi, ganti aku. Aku bilang ke dr. Satra kalo asmaku udah nggak kambuh lagi, jadi kali ini terapinya difokuskan ke sinusku (yang pake semacam penutup mata yang sampai ke pipi depan di samping hidung) dan ke ginjal.

Kita lihat lagi selanjutnya, gimana hasilnya.

Menyusui itu Mudah? Jangan Percaya!

Beneran deh, jaman sekarang itu kayaknya segala hal yang alami, banyak banget tantangannya. Bahkan untuk hal sekodrati melahirkan dan menyusui pun, begitu banyak intervensi.







Dulu, waktu hamil anak pertama, tak sedikit pun terbersit dalam pikiranku buat kasih susu formula (sufor) ke bayiku. Teman-temanku yang sudah punya anak, bisa dibilang semua sukses menyusui, jadi aku berpikir, aku juga pastilah bisa menyusui. Bukankah menyusui itu insting alami yang dimiliki semua ibu?

Jadi aku pede aja waktu itu kalo bakal menyusui dengan lancar. Bahkan rayuan-rayuan dari sales sufor yang menawarkan produknya dengan muka tembok, aku tolak mentah-mentah. (Aku bilang dengan muka tembok karena belakangan aku baru tahu kalau apa yang mereka lakukan ternyata melanggar peraturan pemerintah).

Anak pertamaku lahir tahun 2003, dimana waktu itu IMD (Inisiasi Menyusu Dini) belum familiar. Setelah lahir, aku cuma ketemu bayiku sebentar aja, lalu bidan membawanya ke ruang bayi. Selanjutnya bayi dibawa ke kamarku beberapa kali untuk belajar menyusu. Sepertinya susah sekali mulut bayi yang kecil itu untuk menyusu. Aku yang memang nggak belajar apapun tentang menyusui (berbekal keyakinan bahwa menyusui itu insting), mulai merasa putus asa. Kenapa menyusui sulit sekali? Sekalinya dia berhasil menghisap, ternyata sakitnya luar biasa.

Can you imagine that?

Proses melahirkan yang begitu menguras energi, nyeri jahitan yang belum pulih, putus asa karena sulit menyusui, sekalinya bisa eh ternyata sakit.

Waktu aku nanya ke bidan kenapa sakit, jawabannya kurang memuaskan. Bahkan ketika sudah pulang dan aku masih belum berhasil mengatasi masalah menyusuiku, tahukah apa jawaban bidan saat aku telpon minta saran? "Masa kalah sama bayi?"

Gedubrak!!

Waktu itu cuma bisa nangis. Rasanya mending ditelan bumi deh. Nggak heran aku kemudian kena post partum depression yang sangat lama.

Merasa gagal sebagai ibu.

Dan aku nggak tahu dimana masalahnya.

Aku melahirkan normal dibantu bidan di sebuah RS swasta di Malang. Waktu itu aku sama sekali nggak paham kenapa bisa gagal total. Bertahun-tahun kemudian baru aku tahu kalau menyusui pun perlu belajar sejak mengandung. Ilmunya banyak. Dan karena jaman sekarang begitu banyak intervensi, selain berbekal ilmu, kau harus kuat mental menghadapi lingkunganmu.

Sejak hamil bahkan.

Walaupun sudah ada peraturan pemerintah mengenai wajibnya IMD, tapi kenyataannya banyak RS yang nggak menerapkan, atau menerapkan tapi asal-asalan. Lalu ada indikasi sedikit aja, masuk deh sufor ke perut bayi. Karena 'indikasi medis' tentu. Herannya, kenapa sebagian besar ada 'indikasi medis' ya?

Dan rooming in? Kalau masuk kelas 2 atau 3, jangan mimpi dapat rooming in deh. Tanya aja ke pihak RS, mereka punya banyak jawaban untuk nggak me-rooming in-kan ibu dan bayi, apalagi di kelas 2 dan 3. Tentu saja 'demi kesehatan'.

Kapan hari itu aku menjenguk seorang teman yang habis operasi kista. Kebetulan dia seruangan dengan seorang ibu yang baru operasi caesar. Di dekatnya, bayinya tidur di boks bayi dengan botol dot di mulutnya. Kondisi ibunya baik-baik saja. 'Cuma' habis operasi caesar.

Itu botol bahkan lebih besar dari kepala si bayi! Aku sempat ambil foto, tapi cuma untuk aku kirimkan via WA ke dokternya yang kebetulan juga dokterku. Aku nggak bisa upload disini karena nggak ijin ibunya.

Ternyata, dokternya nggak tahu menahu kalau bayi pasiennya dikasih sufor! Nah lho, gimana bisa dokter sama RS nggak sejalan? Setelah ngobrol-ngobrol sedikit dengan si ibu, aku kasih sedikit info tentang grup FB AIMI, berharap supaya si ibu mau belajar tentang ASI. Tapi entah apa yang terjadi selanjutnya, aku pasrah aja, karena aku nggak menangkap respon baik dari si ibu ketika aku berusaha ngajak ngobrol tentang ASI. Akhirnya aku balik ke bilik temanku di sebelahnya (terhalang sekat) dan berusaha sekuat tenaga menahan airmata yang mengembang di pelupuk.

Bayi itu bukan anakku, tapi sedih sekali melihatnya 'disiksa' seperti itu. Lambungnya cuma sebesar kelereng! Kelereng sodara-sodara! ASI satu sendok teh pun sudah cukup buatnya! Sadarkah mereka telah menyakiti usus si bayi? Bahkan mungkin menyakiti hatinya juga. Beneran dah rasanya pingin cabut itu botol dari mulut si bayi dan membuangnya jauh-jauh, lalu teriak di muka si ibu: Susui anakmu, Bunda! Susui anakmu!

Tapi siapalah diriku. Cuma orang asing yang kebetulan lewat..

Orang asing yang berharap semua bayi mendapat haknya.

Orang asing yang berkali-kali gagal menyusui dan nggak tahu sebabnya kenapa.

Orang asing yang baru paham ASI ketika mengandung anak keempat.

Ya, dari 4 anakku, cuma yang keempat yang sukses ASI sampe dua tahun lebih. Anakku yang ke 4 ini bahkan nggak tahu gimana cara menggunakan dot.

Sukses yang bisa diperoleh karena kombinasi nakes yang mendukung ASI dan ibu bandel yang keras kepala. Yang mau belajar dari ketidaktahuan dan menyusun mental baja sejak saat mengandung. Yang mau menutup telinga akan apapun apa kata orang yang tampaknya bermaksud baik tapi sejatinya menjerumuskan.

Menyusui itu mudah?

Mungkin suatu saat.

1. Jika semua nakes dan RS mau sabar melakukan IMD dan rooming in.

2. Jika orang-orang nggak sibuk menyuruh-nyuruh ibu menyusui untuk memberi sufor bayinya.

3. Jika sales-sales sufor berhenti mengakses ibu hamil dan menyusui.

4. Jika ibu hamil mau belajar tentang menyusui dan bertekad memberikan ASI.

Jika poin 1 sampai 3 masih sulit, poin 4 saja bisa asalkan ditambah mental baja berlapis-lapis plus keras kepala. Oya! Untuk hal ini, peliharalah keras kepalamu wahai ibu-ibu! Demi anakmu!

Menyusui itu mudah? Jangan percaya (begitu saja)!

Belajarlah! Belajarlah! Belajarlah!


(Ditulis 28 Maret 2014)

Hamil? Melahirkan? Ngeri!

Hamil dan melahirkan.

Dua hal yang bisa dilakukan hanya oleh perempuan.







Sebelum ini, kalau ada yang bertanya tentang apa yang aku rasakan saat hamil, aku cuma menjawab satu kata: berat.

Sedangkan pertanyaan tentang kesan melahirkan, jawabanku cuma: antara hidup dan mati.

Dari situ saja sudah bisa terbaca kan, apa yang ada di dalam otakku tentang dua hal tersebut?

Orang cuma melihat aku punya anak empat, dan sekarang hamil anak kelima. Nggak banyak yang peduli apa yang aku rasakan -atau dirasakan oleh banyak ibu lain-, terutama saat hamil dan melahirkan.

Empat anakku lahir dengan proses 'normal'. Normal disini maksudnya sesuai dengan standar medis ya, vaginal birth, bukan sectio caesaria. Dua anak pertama diinduksi. Dua anak terakhir tanpa induksi. Kontraksi sakit luar biasa, terutama setelah bukaan tiga. Mengejan sepenuh tenaga, robek lebar, keempatnya jahit obras.

Normal kan?

Tapi sejak pertama kali melahirkan sampai yang keempat, aku tak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yg normal. Kehamilan selalu aku rasakan sebagai sesuatu yang berat dan capek. Melahirkan adalah saat meregang nyawa. Dua hal itu selalu menyisakan traumatik berat dalam diriku.

Pasca kelahiran anak pertama, aku bahkan kena post partum depression, yang baru aku sadari jauh setelahnya, diikuti usaha memulihkan diri sendiri yang nggak mudah.

Waktu hamil anak ketiga, aku mengenal hypnobirthing dan berusaha menerapkannya. Tapi sepertinya kesan negatif tentang hamil dan melahirkan yang sebelumnya sudah terlanjur tertanam kuat di bawah sadarku, sehingga afirmasi yang berusaha aku tanamkan nggak terlalu berbuah baik. Tetap sakit luar biasa saat kontraksi, mengejan sepenuh tenaga, (lagi-lagi) robek dan jahitan obras.

Karena itu, selepas melahirkan anak ketiga, kesanku tentang hamil dan melahirkan tetap nggak berubah, serta masih berlanjut sampai hamil-melahirkan anak keempat.

Saat hamil anak kelima, sempat 'ketenggengen' pada awalnya (apa bahasa Indonesianya ya?). But it's okay, aku akan jalani. Secara psikologis, memang lebih berat. Aku lebih sensitif, lebih sering nangis. Sepertinya hormon kortisol (hormon sedih) jadi banyak diproduksi. Padahal saat hamil, yang dibutuhkan adalah hormon oksitosin (hormon cinta).

Hal-hal menyakitkan mulai terbayang-bayang lagi. Kontraksi yang sakit. Mengejan sepenuh tenaga. Sobek lebar. Jahitan. Sampai-sampai aku berencana mengambil ILA (persalinan normal dengan anestesi) agar nggak terasa sakitnya kontraksi. Tapi Dr Prita bilang, ILA membuat ibu nggak merasa pingin ngejan, bahkan kadang bayinya juga kena efek anestesi, jadi lemes, dan akhirnya bayi harus divacum. Hadeh, tambah takutlah. Aku juga mempertimbangkan untuk operasi saja. Anak terakhir. Sekalian MOW. Rasanya sudah capek bersakit-sakit. Tapi dokter menyarankan normal saja. MOW bisa besoknya. Gimanapun, nggak ada apapun yang mengindikasikan aku harus operasi. Cuma nggak pingin sakit lagi.

Untungnya, bagiku kehamilan ini adalah yang paling istimewa. Perasaan spesial ini yang menopangku untuk bertahan, yang tampaknya merangsang produksi hormon oksitosin yang membantuku merasa bahagia dan bersyukur. Setidaknya, ini cukup untuk mengimbangi saat-saat kortisol muncul.

Suatu hari, aku terdampar di grup FB Gentle Birth untuk Semua. Dan dimulailah pencarianku tentang gentle birth. Baca dan nonton youtube. Sampai akhirnya aku mendapatkan apa yang aku cari: kehamilan dan persalinan yang ramah fisik dan ramah jiwa. Kembali ke alam. Bagaimana alamiahnya proses persalinan. Bahwa persalinan sebenarnya adalah proses alami yang seharusnya minim intervensi medis. Bahkan mengejanpun nggak diperlukan. Dan kebanyakan operasi caesar sebenarnya nggak perlu dilakukan.

Rasanya jadi kembali punya harapan.

Lalu bertemulah aku dengan Mbak Nurul Aini (FB: bidanku), praktisi gentle birth di Malang, yang sudah terakreditasi melakukan water birth, dan mendukung lotusbirth juga (setahuku belum ada RS di Malang yang melakukan lotus birth. RS Mardi Waluyo, satu-satunya RS yang ada fasilitas water birth, juga belum mempraktekkan lotus birth). Rasanya seperti merasakan hujan setelah kemarau bertahun-tahun.

Okelah, aku putuskan untuk full gentle birth (water birth+lotus birth) di tempat Mbak Nurul saja. Termasuk ikut prenatal yoganya.

Tugasku sekarang adalah afirmasi, menyembuhkan trauma melahirkan yang menumpuk sebelumnya. Untuk yang satu ini, aku mau berguru langsung ke Mas Reza Gunawan (suami Mbak Dewi Lestari) aja di Jakarta sana. Mumpung masih ada waktu.

Oya, dari Mbak Nurul, aku dapat fotokopian buku-buku Ibu Robin Lim, bidan praktisi gentle birth di Bali yang barusan dapat penghargaan CNN Heroes.

ibu hamil www.tikacerita.com



ibu hamil www.tikacerita.com


Ini buku-bukunya (Ibu Alami, Anak Alami dan ASI Eksklusif Dong). Buat yang kepingin dapat, bisa kontak aku, cuma ganti ongkos fotokopi sama ongkir aja. Buku-bukunya bagus banget. Bahkan yang belum hamilpun perlu baca. Yang lagi hamil, wajib deh kayaknya.

Dan buat yang perlu referensi biaya water birth di Malang, ini biaya di RS Mardi Waluyo tahun 2014 (sori sedikit kucel :-D):

water birth rs mardi waluyo malang www.tikacerita.com


Kalo dengan Mbak Nurul, tergantung tempat: home birth sekitar 2 juta, sedangkan di Polindes Dadaprejo tempat Mbak Nurul praktek, biayanya cuma separuhnya.

Murah kan?

Oya selain Mbak Nurul, ada dua bidan lain yang juga praktisi gentle birth di Malang, satu di Batu, satu di Plaosan (Bidan Rina).

Gentle birth selalu sepaket sama IMD ya, jadi bener-bener ajak kita balik ke semua kealamian proses ini: mengandung, melahirkan dan menyusui.

Buat yang nggak mau punya anak cuma karena biayanya mahal, think twice deh.. Kembalilah ke alam dan lupakan susu formula (ah jadi inget kemarin habis ke Bouchi dan ngeliat gunungan susu formula. Begitu besarnya pasar sufor. Pingin nangis liatnya. Mungkin kali lain bakal nulis khusus soal ini).

So, let's back to nature. Let's do gentle birth!!

Oya Mbak Nurul bidan bisa dihubungi di ainfree@yahoo.com atau 082244536666 ya.

Yang minta fotokopi buku ibu Robin Lim bisa komen di bawah.

(Ditulis 24 Maret 2014)

Monday, January 11, 2021

Cara Menghadapi Pandemi dengan Menyenangkan: Nonton Teachers di Layanan Streaming Indonesia STRO TV

Pandemi ini memang ujian banget buat kita semua. Kita harus belajar mengubah pola hidup nyaris di semua sisi kehidupan. Yang biasanya jalan-jalan tiap akhir pekan, sering makan di luar, nongkrong sama teman, nonton di bioskop, sekarang harus berusaha mengerem dulu kebiasaannya tersebut.


streaming film teachers mustikadh.blogspot.com



Kita belajar dari rumah, belajar dari rumah, makan di rumah, nonton pun pindah ke rumah. Awalnya memang terasa berat, tetapi kita adalah makhluk yang mudah beradaptasi jadi kita selalu mampu menghadapinya. Yang susah atau menolak beradaptasi biasanya adalah orang yang masih terjebak dengan masa lalu alias susah move on. Orang-orang semacam ini biasanya menganggap kalau kehidupan masa lalu lebih baik daripada kehidupan saat ini atau di masa yang akan datang. Kasihan sih, soalnya hidup di masa lalu itu nggak enak lho, kita jadi susah berkembang karena menolak perubahan. Padahal kalau kita mau beradaptasi, sebenarnya apa yang terjadi sekarang nggak kalah menyenangkan lho dibanding masa sebelum pandemi. Kita bisa berkumpul dengan keluarga, saling menguatkan bonding. Bisa melakukan aktivitas bersama, belajar bersama, makan bersama, menghibur diri bersama, dll. 

Sejak sebagian besar aktivitas dilakukan di rumah, ngaku deh, kita semua jadi sering streaming video atau film kan? Sama dong. Berani taruhan di HP kalian pasti ada aplikasi layanan streaming film. Bisa jadi malah lebih dari satu, iya kan?

Nah, ini ada lagi aplikasi layanan streaming film yang wajib kalian install di gawai kalian. Namanya STRO TV. Meskipun masih baru, tapi film-film original yang ada di STRO TV tuh keren abis lho. Ada berbagai macam genre seperti roman, keluarga, action, komedi dan horror.


Pas tanggal 8 Januari 2021 kemarin, aku bersama ratusan penikmat film, nonton bareng sebuah film bergenre action comedy yang ditayangkan di aplikasi STRO TV, berjudul Teachers.




Film ini bercerita tentang seorang polisi yang ditugaskan menyamar menjadi guru untuk mencari pengedar narkoba di sebuah sekolah. Polisi ini menyamar menjadi guru olahraga, yang membuatnya terpaksa mengemban tugas ganda. Selain ia harus mencari pengedar narkoba, ia harus membawa tim kelasnya untuk memenangkan pertandingan sepakbola.

Adegan demi adegan kocak ditampilkan dalam film yang dibintangi oleh Yova Gracia dan Estelle Linden ini. Pesan moral tentang persahabatan, kerja sama dan dedikasi kental terbaca dalam film yang disutradai oleh Sarjono Sutrisno ini. Film keluarga ini juga didukung oleh nama-nama besar seperti Tarzan, Epy Kusnandar, Gary Iskak, Teddy Syah, Tyas Mirasih, Indra Bekti, Aming, Henky Solaiman, dll.




Tuh, pasti penasaran kan?

Ayo langsung aja download STRO TV di HP atau bisa melalui web www.stro.tv.

Tau nggak apa kabar baiknya? Langganannya cuma 10 ribu per bulan lho. Hayolo, mana ada langgganan aplikasi streaming film Indonesia semurah ini? Tuh kan, adaptasi dengan cara yang menyenangkan kayak gini, siapa yang nggak mau sih? Yuk, maju terus, nggak ada yang perlu disesali di masa lalu. Masa kini juga menyenangkan kok, apalagi ditemani STRO TV, ya nggak?


Sunday, December 25, 2011

Kultwit Ust Salim A Fillah tentang Natal

Karena pembahasan kali ini tentang Natal, kultwit yang biasanya saya copy ke kult-twitt.blogspot.com, kali ini saya copy ke blog pribadi saya.
Saya suka bagaimana Ust. Salim membahas ini, karena bahasa yang digunakan indah sekali. Semoga bermanfaat.

Ada kesalahfahaman. Di teks Fatwa MUI; yang haram adalah PERAYAAN NATAL BERSAMA, bukan ucapan selamat;
Sayang sekali; banyak yang tak membaca teks Fatwa MUI; lalu mengharamkan atas nama mereka apa yang tiada di teks; atau terlanjur memaki..
1. ini, terkenang ujaran Allahu yarham KH Abdullah Wasi'an; "Saudara-saudaraku Nashara terkasih, beda antara kita tidaklah banyak."
2. Wasi'an: "Kalian mengimani Musa, juga 'Isa. Kamipun sama. Tambahkanlah satu nama; Muhammad. Maka sungguh kita tiada beda.
3. Wasi'an: "Kalian imani Taurat, Zabur, & Injil. Kamipun demikian. Tambahkan Al Quran, maka sungguh kita satu tak terpisahkan."
4. Sungguh adanya kerahiban jadikan kalian lembut hati & dekat pada kami; sementara Yahudi & musyrik musuh terkeras kita. (QS 5: 82).
5. Tapi mungkin memang sudah tabiat 'aqidah, satu sama lain tak rela jika kita tak serupa dalam agama secara sepenuhnya. (QS 2: 120).  
6. Bagaimanapun, selama kita tak saling memerangi & usir-mengusir tersebab iman, tak terlarang kita saling berkebajikan. (QS 60: 8).  
7. Maka inilah kita mencari titik singgung iman demi kebersamaan; itulah pengakuan ke-Ilahi-an Allah tanpa persekutuan. (QS 3: 64).  
8. Tetapi kami insyafi sepenuhnya, yakin di dada tak bisa dipaksakan. Kami hormati segala nan tak bisa dipertemukan. (QS 109: 6).  
9. Dalam keberbedaan itu, izinkan kami tetap mencintai 'Isa & Maryam, meski kami tak bisa memohon kalian mentakjubi Muhammad.  
10. Izinkan jua kami, membaca dengan berkaca-kaca betapa indah Surat dalam Quran yang berjudul Maryam. Gadis tersuci sepanjang zaman.  
11. Najasyi Habasyah & Uskup-uskupnya, juga para Patriarkh Najran menitikkan airmata, dibacakan Surat Maryam. Berkenankah kalian jua? 
12. Ini sungguh bukti bahwa Allah, Nabi, & Al Quran kami mengajarkan pemuliaan nan mengharukan pada Maryam & 'Isa yang tiada duanya.  
13. Termuliakanlah 'Isa dengan penciptaan & kelahiran nan ajaib yang bagi kami begitu agung sebagaimana penciptaan Adam. (QS 3: 59).  
14. Termulialah 'Isa nan bicara dalam buaian. Salam sejahtera baginya di saat lahir, kelak diwafatkan, & nantinya dibangkitkan. (QS 19: 33)
15. Saudara Nasrani terkasih; kami mencintai 'Isa, Nabi & RasulNya. Ruh & kalimatNya, yang ditiup-tumbuhkan dalam rahim suci Maryam.  
16. ini, kalian rayakan kelahiran 'Isa yang agung; tapi bagi kami tanggal 25 Desembernya agak membuat terkerut dahi bertanya-tanya.
17. Sebab Maryam nan sungguh berat ujiannya itu bersalin di saat kurma masak penuh tandannya. Kemungkinan itu Maret, bukan Desember.  
18. Maafkan jika menyinggung hati, tapi sungguh telah ditulis para Sejarawan, 25 Des itu hari kelahiran Janus & Mitra, Dewa Matahari.  
19. Sungguhpun ingin rasanya syukuri lahirnya Rasul Ulul 'Azmi nan teguh hati; 'Isa, agak tak nyaman hati kami dengan hari pagan ini.  
20. Sayangnya, hampir seluruh gereja sudah menyepakatinya, sampai seorang Sejarawan memelesetkan 'Son of God' sebagai 'Sun of God'.  
21. Itulah awal-awal yang membuat kami berat hati untuk ucapkan Salam . Ini harinya Janus & Mitra. Bukan harinya 'Isa, kawan terkasih.
22. Tentu tradisi ribuan tahun dengan salju & cemara, pohon sesembahan pagan Eropa itu tak bisa kami paksa untuk diubahkan seenaknya.  
23. Tinggal kini, dalam hasrat hati tuk membalas penghormatan yang kalian berikan di 'Idul Fitri & Adhha, kami kan simak para 'ulama.  
24. Sungguh, agama ini memerintahkan untuk membalas tiap pemuliaan dengan penghargaan yang lebih baik, minimal senilainya. (QS 4: 86)  
25. Yang disepakati para 'ulama atas keharamannya adalah keterlibatan dalam segala yang bernilai ritual & ibadah. Pun jua Fatwa MUI.  
26. Jika keterlibatan dalam kegiatan nan bersifat ibadah & ritual disepakati haramnya, para 'ulama ikhtilaf pada soal ucapan selamat.
27. Yang membolehi selamat al Dr. Musthafa Az Zarqa, Dr. Yusuf Al Qaradlawy; menyebut tahniah tak terkait dengan ridha atas 'aqidah.
28. Tahniah , kata keduanya; bisa menjadi da'wah sebagaimana Ibrahim bicara tentang tertuhannya bintang, bulan, mentari. (QS 6: 77-83)
29. Oh iya, QS 6: 77-83 TIDAK berkisah tentang 'Ibrahim Mencari Tuhan', tapi 'Ibrahim Berda'wah', demikian ditegaskan Al Qurthuby.  
30. Maka tahni-ah yang diikuti komunikasi intensif sebagaimana dilakukan Ibrahim pada penyembah bintang, bulan, mentari adalah indah.
31. Dr. Abdussattar memberi catatan kemubahan tahni-ah ini dengan kehati-hatian memilih diksi. Doa menuju hidayah lebih dianjurkan.
32. Adapun Al 'Utsaimin, Lajnah Fatwa KSA, dll cenderung mengharamkan tahni-ah tersebab hal itu sama dengan meridhai 'aqidah keliru.
33. Jadi ikhtilaf 'Ulama terkait tahni-ah ini ada di ranah pemaknaan kalimat ucapan tersebut. Masing-masingnya lalu mengajukan dalil.
34. Ulamapun berfatwa sesuai konteks di seputarnya, tentu ada perbedaan lingkungan sosial nan melatarbelakangi fatwa nan tak sama.  
35. Lajnah Fatwa KSA&Al Utsaimin menjawab di negeri yang nyaris tiada Nasrani. Al Qaradlawy&Az Zarqa berfatwa tuk masyarakat majemuk.  
36. Bagaimana sikap atas beda fatwa ucapan ? Kata Asy-Syafi'i, Al Khuruj minal Ikhtilaafi Mustahabb: keluar dari selisih itu disukai.
37. Dengan jernih hati & mengukur kapasitas diri, kita bisa mempertimbangkan kedua-duanya. Ada keadaan-keadaan yang harus dicermati.  
38. Ikhtilaf ahli ilmu insyaaLlah menjadi kemudahan bagi kita untuk beramal yang tak sekedar benar, melainkan juga tepat & cerdas.  
39. Akan ada yang menghajatkan fatwa Al Qaradlawy & Az Zarqa, al; di wilayah muslim minoritas, keluarga majemuk nan erat hubungan dll  
40. Akan ada juga yang hajatkan fatwa Al 'Utsaimin pada posisi memelihara 'izzah agama. Misalnya Raja KSA sebagai Khadimul Haramain.  
41. Kata Abu Hanifah; yang terpenting BUKAN mengamalkan pendapat kami atau tidak. Melainkan mengetahui bagaimana kami menetapkannya.  
42. Dan adalah dosa; mengatasnamakan 'ulama tuk haramkan sesuatu; padahal mereka tidak; cermati misalnya Fatwa MUI ini:  
43. Mengamalkan atau tak mengamalkan; jauh lebih ringan dari soal menghalalkan & mengharamkan; karena ia adalah haq Pembuat Syari'at.  
44. Sebab itu; para 'Ulama mengistilahkan beda pendapat Fiqh dalam dimensi SHAWAB (tepat) & KHATHA' (keliru), bukannya HAQ & BATHIL.  
45. Maka dengan ilmu memadai, mari beramal terbaik bagi iman kita pada Allah, bagi misi kita sebagai ummat terbaik di tengah manusia.  
46. Demikian bincang . Semoga tak kecewa karena jawabnya tak satu. Sebab Salim, terlalu bodoh untuk lancang mentarjih ikhtilaf Ulama;)
47. Maafkan sejak tadi bincang ini terjeda-jeda; karena qadarauLlah sedang fakir sinyal; juga tadi tengah menyampai materi di Jambi:)
 

Saturday, November 12, 2011

Alhamdulillah, Menulis Lagi

Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis. Apalagi mengupdate blog ini. Terakhir update blog ini bulan Juli 2010. Itu berarti setahun lebih saya tidak mengupdate blog ini. Setahun terakhir inipun saya cuma menulis di http://sehatdanharmonis.wordpress.com, tempat saya membuka lapak. Itupun tidak rutin. Sama sekali tidak SEO seperti yang diajarkan guru internet marketing saya. Mungkin karena itulah dagangan saya tidak begitu terkenal. Laku sih, tapi tidak super laris seperti toko baju saat menjelang lebaran.

Sebenarnya saya suka menulis. Bukan cuma suka, saya cinta menulis. Ketika SD saya sudah bisa bikin cerpen. Sayangnya cerpen itu tidak pernah saya kirim kemana-mana, bahkan tidak ada orang lain yang membacanya. Dan setelah masuk SMP, saya tidak pernah menulis cerpen lagi. Saya sudah lupa isinya. Cerpen itu juga sudah hilang entah kemana karena kami berpindah-pindah rumah beberapa kali sejak itu. Tapi cerpen itu sangat bermakna bagi saya, karena dari situ saya tahu, bahwa sebenarnya saya bisa menulis. Hal itu sangat berarti, karena sejak kecil saya merasa tidak punya kemampuan apa-apa. Di sekolah biasa-biasa saja, di rumah pun tidak ada yang istimewa.

Passion untuk menulis saya rasakan kembali ketika kuliah. Tapi saya tidak ingat waktu itu saya sempat menelurkan tulisan diluar tugas kuliah atau tidak. Yang saya ingat, waktu kuliah saya suka sekali menulis surat. Selepas SMA saya dan teman-teman rutin berkirim surat. Dan surat saya selalu panjang.

Ketika berumah tangga dan mempunyai anak, saya mulai menulis tentang pendidikan anak. Sebagian saya post di http://mustikadh.multiply.com. Selain itu, saya juga belajar menulis RPG (Role Play Game) di http://indohogwarts.co.nr, sebuah forum Role-Playing Games berbasis teks dengan menggunakan bahasa Indonesia, dan bersetting di Hogwarts. Sangat menyenangkan sebenarnya, tapi ketika mulai merasakan 'addict', saya sadar sudah saatnya berhenti, atau kehidupan nyata saya bisa berantakan. Berat sekali awalnya (dari situ saya bisa memahami, mengapa orang yang tergantung pada narkoba begitu sulit berhenti), tapi harus dilakukan. Bahkan sampai sekarangpun saya masih merasakan kerinduan untuk kembali ikut bermain disana. Tapi keinginan tidak harus selalu diikuti, bukan?

Kata orang menulis berbanding lurus dengan membaca. Supaya suka menulis, orang harus suka membaca. Dan ini saya rasakan betul kebenarannya.
Ketika saya sibuk dengan pekerjaan rumah tangga dan bisnis, hampir dipastikan saya tidak sempat membaca. Dan kalau sudah begitu, pasti menulis juga sulit. Tapi ketika rajin membaca, ide-ide tulisan bermunculan dengan sendirinya. Dan buat saya, selalu ada momentum untuk hal ini.
Sudah lama saya tidak mempunyai waktu untuk membaca, selain membaca koran -itupun paling satu atau dua tulisan saja dan jarang-jarang. Tapi alhamdulillah, Allah memberi saya bayi mungil yang harus disusui beberapa kali dalam sehari, yang artinya saya mempunya waktu 'break' dari aktivitas harian yang tidak ada habisnya. Disaat menyusui itulah saya gunakan untuk membaca, terutama jika bayi saya menyusu sambil tidur. Yang memudahkan, saya bisa membaca dari HP, membaca tulisan-tulisan para GURU melalui blog dan web mereka. Betapa teknologi sangat membantu :D.

Keinginan saya untuk menulis blog lagi muncul karena membaca tulisan Pak Dahlan Iskan di http://dahlaniskan.wordpress.com. Tulisan beliau begitu terbuka, apa adanya dan sangat inspiratif. Terutama proses perjalanan 'Ganti Hati'nya itu. Terlihat sekali passionnya untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman disitu. Dan dari situ saya pun berpikir, mungkin ada pula cerita saya yang bisa dibagi dan mungkin diambil hikmah oleh orang lain. Jadi, kenapa saya tidak mulai menulis lagi?

Monday, July 19, 2010

Karya Anas


 

Anas suka sekali menggambar, dan diatas adalah salah satu karyanya yang dibuat ketika umminya sedang fokus mengikuti training, sedang dia duduk dengan manis di kursinya. Dan lahirlah karya ini.  Perhatikan bagaimana detilnya dia membuat bulu-bulu burung dan tanduk-tanduk ankylosaurusnya...


(Dibuat 19 Juli 2010)

Sunday, July 11, 2010

MENGAPA KITA HARUS MEMPERJUANGKAN PALESTINA?

Hari ini, 10 Juli 2010, Malang kedatangan tamu istimewa, Bu Santi Soekanto dan suaminya, Pak Dzikrullah, relawan Freedom Flotilla. Sebenarnya saya berniat merekam dengan mp3 sehingga bisa upload disini dan teman-teman bisa mendengarkan secara langsung, tapi apa daya Allah berkehendak lain, mp3 gagal merekam. Jadi saya bikin summary aja, semoga masih banyak yang saya ingat.

Banyak diantara kita, masyarakat internasional umumnya dan kaum muslimin khususnya, yang belum mengetahui dan memahami mengapa banyak orang begitu getol membela Palestina. Ada orang yang menganggap, urusan Palestina adalah urusan dalam negerinya sendiri, ada juga yang mengira, urusan Palestina adalah gontok-gontokan, rebutan tanah antara Israel dengan Palestina, yang orang luar tidak perlu ikut campur. Dan lebih banyak lagi yang mengatakan, urusan dalam negeri kita masih banyak, tak perlu sibuk mengurusi negeri orang. Bahkan ada pula yang sendika dawuh dengan Amerika, mengatakan bahwa Israel hanya mempertahankan diri ketika menyerang Palestina.

Inilah yang sebenarnya terjadi:
Sebelum tahun 1946, tanah yang berada diantara Laut Merah, Syria, Mesir, Yordania, yang sekarang jika kita membuka altas dunia yang muncul adalah kata “Israel” adalah Palestina. Sebagian besar dihuni oleh bangsa Arab, mayoritas Muslim, kemudian Nasrani, dan hanya beberapa lokasi dihuni komunitas Yahudi. Pada tahun 1946, orang-orang Yahudi tersebut dipersenjatai (oleh siapa? You know who..) dan mulailah gerakan terorisme paling sadis sepanjang sejarah manusia. Mereka membantai orang-orang Palestina, menghancurkan wilayahnya. 500 desa habis, 1200 masjid rata dengan tanah. Tujuannya jelas, menghapuskan Palestina dari peta dunia. Saat itu hanya ada 3 pilihan bagi warga Palestina: mati, melarikan diri --terusir dari negerinya—atau hidup dibawah tekanan Israel. Pada tahun 1948, Israel diakui oleh Amerika, Inggris dan Perancis sebagai sebuah Negara, dengan letak persis diatas wilayah yang dulunya tertera Palestina. Wilayah Palestina hanya tinggal beberapa wilayah saja, seperti Tepi Barat dan Gaza. (Sebenarnya ada slide petanya, tapi saya belum memperolehnya. Semoga Allah memudahkan saya mendapatkan file tadi untuk di upload).

Tidak berhenti sampai disitu, penindasan Israel atas Palestina terus berlangsung sampai hari ini, dan entah sampai kapan. Wilayah-wilayah Palestina yang tinggal sedikit itu semuanya dibangun tembok di sekelilingnya oleh Israel setinggi 8-12 meter, menutup akses Palestina dari luar. Orang tidak bisa masuk dan keluar. Anda bisa membayangkan kota anda dikelilingi oleh tembok tinggi yang anda tidak bisa keluar masuk? Seperti itulah, Palestina adalah penjara terbesar di dunia. Dengan berbagai dalih, Israel memblokade Palestina dari bantuan luar, diamini oleh negara-negara yang merasa dirinya adalah penguasa dunia. Yang menyedihkan, Mesir, satu-satunya negara mayoritas muslim yang berbatasan langsung dengan Gaza, ikut mengamini blokade tersebut. Tapi tidak heran mengingat Mesir adalah Negara Arab penerima bantuan terbesar dari Amerika.

Selain sulit mendapat bantuan dari luar, sumber-sumber air juga tercemar (atau dicemari?) nitrat, yang kandungannya 8-10 kali lipat dari ambang batas, sehingga sangat berbahaya untuk dikonsumsi. Bahkan jika digunakan untuk mencuci alat-alat pun, alat-alat tersebut akan rusak. Bisa anda bayangkan jika rumah sakit tidak bisa mensterilkan alat-alat medisnya? Itulah yang terjadi. Makanan sulit, rumah hancur, air tercemar. Jika air PDAM anda macet, bersyukurlah, nikmati saja. Palestina lebih parah dari itu.

Bukan hanya itu. Selain tembok tinggi yang dibangun Israel (yang menyedihkan lagi, kontraktornya berasal dari Negara-negara Arab), Israel juga menyebar tentara-tentaranya di banyak titik di Palestina. Warga Palestina tidak bisa dengan mudah bepergian kesana kemari di dalam negerinya sendiri tanpa diperiksa oleh tentara Israel. Ibu-ibu harus berjalan berkilo-kilo jauhnya untuk ke pasar, anak-anak ke sekolah pun demikian. Semuanya harus melewati beberapa pos pemeriksaan tentara Israel. Hampir setiap hari ada ibu-ibu yang melahirkan di pos pemeriksaan, karena tidak sempat sampai di rumah bersalin. Laki-laki Palestina bisa setiap saat ditangkap tanpa alasan apapun, dipenjara, diinterogasi dengan kejam, dan tak ada seorangpun orang yang tahu keberadaannya. Tentara Israel bisa membunuh warga Palestina dengan alasan sekecil apapun.

Masih kurang?
Pada saat serangan ke Gaza 2008-Januari 2009, menurut pengakuan seorang panglima Israel di televisi Israel, mereka telah melepaskan tidak kurang dari 1,5 juta kg bahan peledak ke Gaza. Jika penduduk Gaza 1,5 juta orang, maka satu kg bahan peledak disiapkan untuk satu jiwa. Seperempat kg saja sudah bisa membuat badan kita hancur, apalagi 1 kg?

Dan bom-bom itu tidak sembarangan. Bom ditembakkan ke udara oleh tank-tank, meledak di udara menjadi bom-bom kecil yang menyebar kemana-mana, yang masuk ke dalam kulit dan meledak di dalam. Sungguh sangat mengerikan. Paramedis di Palestina mengatakan, mereka belum pernah melihat luka-luka semengerikan itu.

Pada saat itu Israel menyerang Gaza melalui darat, laut dan udara. Mengapa Israel begitu ngotot menyerang Gaza? Karena di Gazalah, pasukan Israel berhasil dipukul mundur pasukan Mujahidin hingga keluar Gaza. Jika Israel tak membungkam Gaza, tak mustahil apa yang mereka kuatirkan akan terjadi: Semangat gerakan perlawanan meluas, dan Palestina mendapatkan wilayahnya kembali.

Israel juga memiliki bom nuklir. Menurut seorang ahli kimia Israel yang membuka informasi ini tahun 1980an, Israel memiliki lebih dari 200 bom nuklir yang 1 bomnya 10 kali lebih dahsyat daripada bom Hiroshima dan Nagasaki. Itu tahun 80an. Bagaimana sekarang? Berapa lagi bom nuklir mereka produksi? Dan tentu saja Amerika menutup mata. Mereka meributkan Iran yang baru akan membuat pembangkit listrik tenaga nuklir, mengancam Korea Utara dan Pakistan, tapi seolah-olah tak tahu simpanan nuklir Israel.

Dari kondisi seperti itu saja kita sudah punya seribu alasan kemanusiaan untuk membantu Palestina. Tapi bagi kaum muslimin, ada alasan yang lebih mendasar untuk melakukannya:

1.Masjidil Aqsha adalah kiblat pertama kaum muslimin. Sebelum Allah menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW untuk menjadikan Ka’bah sebagai kiblat, Masjidil Aqsha-lah kiblat pertama.

2.Palestina adalah tanah suci kaum muslimin. Hampir semua nabi diturunkan di Palestina. Hal ini terbukti dengan banyaknya makam nabi-nabi di beberapa wilayah Palestina.

3.Palestina adalah tanah wakaf kaum muslimin. Abu Bakar Ash-Shidiq membebaskannya dari jajahan Romawi Bizantium, Sholahudin Al Ayubi membebaskannya dari tangan pasukan perang salib.
Tanah wakaf adalah tanah milik seluruh kaum muslimin. Semisal di suatu kampung ada tanah wakaf (yang biasanya dibangun masjid), maka artinya tanah itu adalah milik seluruh kaum muslimin. Begitupun Palestina. Palestina adalah milik kaum muslimin, bukan hanya milik warga Palestina saja.

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya tuliskan, termasuk tentang kafilah Freedom Flotilla, apa yang terjadi dengan mereka (ada relawan yang berhasil menyembunyikan memory card dari handycamnya sebelum disita Israel, dan kejadiannya ternyata berbeda dengan apa yang dipublikasikan Israel di media), tapi mungkin lain kali InsyaAllah. Semoga summary ini bermanfaat.
Jika dari pemaparan diatas kita masih belum juga tergerak untuk membantu Palestina, mungkin ada yang salah dengan diri kita. Istighfar yang banyak ya…